Belajar menterjemahkan Modals (Modals dalam Bahasa Inggris)
“Ulasan Praktis dalam mempelajari modals dalam bahasa inggris, yang diharapkan bagi para pembaca artikel ini akan lebih mudah, cepat menguasai dan mahir dalam berbahasa inggris, khususnya dalam pemakaian modals dalam bahasa Inggris tersebut. Berikut adalah ulasannya…”
Modal merupakan kata atau kata-kata yang digunakan oleh penutur untuk memperlihatkan sikapnya, pendapatnya, persepsinya, atau pandangannya terhadap suatu peristiwa atau suatu keadaan. Dengan kata lain, kalimat yang menggunakan modals merujuk pada apa yang ada di benak penutur, bukan pada faktanya itu sendiri.
Modal dalam pemakaiannya digolongkan ke dalam dua bentuk, yakni: 1). Modals + simple form (modals + V1/be); dan 2). Modals + perfective (modals + have + V3/been).
Will
(will + V1/be)
Pada umumnya will mengacu pada suatu peristiwa/ keadaan di masa mendatang; oleh karena itu will lazimnya diterjemahkan dengan kata “akan, bakalan atau mau”.
Example:
– It will rain tomorrow. (nanti malam akan hujan)
– He will get surprised. (dia akan terkejut)
– I will leave now. (saya akan pergi sekarang)
– I wont’t speak to him anymore. (saya tidak akan berbicara padanya lagi)
Will dalam kalimat bersyarat (seperti didahului konjungsi if, unless, provided that, dsb) diterjemahkan dengan “setuju untuk”, karena will dalam konstruksi seperti ini akan menyatakan suatu persetujuan (agreement).
– If he’ll come tomorrow, I will let you know. (Bila dia setuju untuk datang besok, saya akan memberitahu Anda)
– If the boss will accept my proposal, we will get a very big profit this year. (Bila boss setuju untuk menerima proposal saya, kita bakalan mendapatkan keuntungan yang sangat besar tahun ini).
Will yang bersubjek selain “I” dan “We” dan dirangkai dengan kalimat bernada sesuatu yang jelek sebaiknya diterjemahkan dengan kata “biasanya”.
– He will come in and sit down without speaking. (Dia biasanya masuk dan duduk tanpa bicara)
– She will sit there doing nothing. (Dia biasanya duduk di sana sambil bengong.)
Will yang bertindak sebagi “tag” dalam suatu “question tag” diterjemahkan dengan “mau kan” atau “tolonglah!”.
– Open the door, will you? (Buka pintunya, mau kan?)
– Please help me, will you? (Tolong bantu saya, mau kan?)
Will yang dirangkai dengan kata please dalam konstruksi imperative (pola pertanyaan) diterjemahkan dengan kata “sudikah…” atau “benarkah…”
– Will you please carry the box for me?. (Sudikah Anda membantu membawakan kotak ini?).
– Will you please replay my letter?. (Sudikah anda membalas surat saya?)
Will + have + V3/been
Will + have + V3/been diterjemahkan dengan kata “bakalan sudah…”
– I will have graduated from UPI when you enter college. (Saya bakalan sudah lulus dari UPI saat kamu masuk kuliah).
# Note: will sebagai kata benda diterjemahkan dengan “wasiat, kehendak, hasrat”;
– He did against his will. (Dia bertindak bertentangan dengan kehendaknya)
– I suggest you to make a will before entering the bettle field. (Saya anjurkan kamu membuat wasiat sebelum memasuki medan pertempuran)
Dan will sebagai kata kerja diterjemahkan dengan “berkehendak” atau “meninggalkan warisan”.
– God has willed it so. (Tuhan sudah berkehendak seperti itu.)
– He willed most of his money to an orphan house. (Dia meninggalkan warisannya untuk panti asuhan yatim piatu).
Would
Would + V1/be
Would normalnya diterjemahkan dengan kata “akan, bakalan, atau mau“.
– She said she would come. (Dia bilang dia akan datang)
– She would not answer your question. (Dia tidak mau menjawab pertanyaan kamu).
– If it ware Sunday, I would go to the beach. (Kalaulah hari ini Minggu, saya bakalan pergi ke pantai.)
Would yang bertindak sebagai induk kalimat dan dirangkai dengan adverbial clause (klausa penunjuk waktu/ peristiwa) diterjemahkan dengan “biasa atau biasanya”.
– When I was a boy, my mother would tell me stories. (Saat saya anak-anak, Ibu biasanya mendongeng untuk saya.)
– She would sit besides me and listen for hours when we ware still together. (Dia biasanya duduk di samping saya dan mendengarkan berjam-jam saat kita masih bersama.)
Would dalam kalimat imperative terutama bila dirangkai dengan kata please, diterjemahkan dengan “Sudikah, sudilah atau dipersilahkan”
– Would Mr. Setiawan come to the information desk? (Bapak Setiawan dipersilahkan menghubungi meja informasi.)
– Would you please come to my party? (Sudilah anda datang ke pesta saya?)
Would have + V3/been
Would have + V3/been yang biasanya muncul sebagai main clause dalam suatu kalimat pengandaian (conditional sentence) diterjemahkan dengan ungkapan “bakalan sudah”.
– If she had listened to me, she would have been able to date with me. (kalaulah dia mendengarkan saya, dia bakalan sudah bisa kencan dengan pria itu).
– I would have become a doctor unless I had entered ITB. (Saya bakalan sudah menjadi seorang dokter jika saya kuliahnya bukan di ITB).
Shall
Shall + V1/be
Shall dengan subjek I dan We, lazimnya diterjemahkan dengan kata “akan atau mau”.
– I shall go in spite of the danger. (Saya akan pergi tanpa peduli bahaya).
– I shan’t go and you can’t make me. (saya tidak mau pergi dan kamu tidak bisa memaksa saya).
Shall dengan subjek I dan We dalam konstruksi interrogative karena menunjukan suatu tawaran atau keinginan, maka diterjemahkan dengan “bolehkah”.
– Shall I haelp you?. (Bolehkah saya membantumu?)
– Shall we meet at twelve? (Bolehkah kita bertemu jam 12?)
– When shall I call you? (kapan saya boleh menelpon kamu?)
Shall dengan subjek selain I dan We, akan mengindikasikan suatu aturan atau janji yang mengikat atau sesuatu yang tidak dapat dan tidak boleh dihindari dan diterjemahkan dengan kata “harus”.
– Citizen shall pay the tax. (Warga negara harus membayar pajak.)
– You shall die. (Kamu harus mati).
# Note: Bentuk shall + have V3/been (shall + perfective) merupakan pola yang tidak lazim dan amat langka ditemui dalam ungkapan bahasa Inggris.
Should
Should + V1/be
Should yang diikuti V1/be umumnya digunakan untuk ungkapan saran atau anjuran dinyatakan diterjemahkan dengan kata “sebaiknya atau seyogyanya”.
– University students should take TOEFL before entering their undergraduate level. (Para mahasiswa sebaiknya mengikuti TOEFL sebelum masuk tingkat empat).
– Children should not play in the high way. (Anak-anak sebaiknya tidak bermain di jalan raya).
Should juga lazim diterjemahkan dengan kata “harus”.
– If you want to be a good teacher, you should choose UPI. (Jika kamu ingin menjadi guru yang baik, kamu harus masuk UPI).
– Children should drink a lot of milk. (Anak-anak harus banyak minum susu).
Should yang disisipkan dalam if clause (klausa berawalan if) diterjemahkan dengan “barangkali”.
– If you should visit Bandung, I will show you some places of interest. (Jika anda barangkali berkunjung ke Bandung, saya akan ajak anda ke tempat-tempat wisata).
Should have + V3/been
Should have + V3/been yang digunakan untuk menyatakan penyesalan dari apa yang sudah terjadi diterjemahkan dengan “semestinya atau semestinya sudah”.
– You should have left two hours ago. (Kamu semestinya sudah berangkat dua jam yang lalu).
– You should have entered ITB. (Kamu semestinya masuk ITB).
Can
Can + V1/be
Can lazimnya diterjemahkan dengan ungkapan “bisa, dapat atau boleh”.
– His father can speak seven languages instead of Indonesian. (Ayahnya bisa berbicara bahasa selain bahasa Indonesia)
– Can you help me? (Dapatkah kamu membantu saya?)
Can yang dirangkai dengan “be” diterjemahkan dengan kata “bisa jadi atau mungkin”; khusus dalam bentuk negative “can’t be” utamanya diterjemahkan dengan kata “tidak mungkin”.
– Mr. Setiawan can be a workaholic. (Bapak Setiawan bisa jadi (mungkin) seorang yang maniak kerja).
– It can rain tonight. (nanti malam bisa (mungking) hujan).
– It can’t be you. (itu tidak mungkin kamu).
# Note: Bentuk can + have V3/been (can + perfective) merupakan pola yang tidak lazim dan amat langka ditemui dalam ungkapan bahasa Inggris.
Could
Could + V1/be
Could lazimnya diterjemahkan dengan ungkapan “bisa, dapat”.
– When I was a kid I could not take a bath alone, but now I can. (Waktu saya kecil, saya tidak bisa mandi sendiri, tetapi sekarang saya bisa).
– I’m so sorry I couldn’t come yesterday. (Maaf, kemarin saya tidak bisa datang).
– Could you move aside a little bit?. (Bisakah anda geser sedikit?)
– Could I contact you tonight? (Bisakah saya menghubungi Bapak nanti malam?)
Could have + V3/been
Ungkapan could have + past participle (could have + have/been), yang mengacu pada suatu kemungkinan atau kemampuan di masa lalu namun karena satu dan lain hal, kemungkinan atau kemampuan tersebut tak terdayagunakan atau terwujudkan, diterjemahkan dengan “bisa saja atau sebenarnya bisa”.
– I could have punished you. (Saya bisa saja menghukum kamu).
– He could have killed you. (Dia bisa saja membunuhmu).
– Mr. Setiawan could have given you an A, but you didn’t turn in the assigned task on time. (Bapak Setiawan bisa saja member kamu nilai A, saying kamu tidak menyerahkan tugas tepat waktu).
Must
Must + V1
Must dalam bentuk kalimat positive diterjemahkan dengan kata “harus, musti atau wajib”; sementara untuk bentuk negative (mustn’t) diterjemahkan dengan kata “dilarang, jangan atau tidak boleh”.
– If you want to be admitted to ITB, you must study hard. (Jika kamu ingin masuk ITB, kamu harus belajar dengan keras).
– Children must respect their parents. (Anak-anak harus hormat pada orang tuanya).
– You mustn’t go. (Kamu jangan pergi).
– The Government mustn’t underestimate its people problem. (Pemerintah jangan menganggap sepele masalah rakyat).
Must be
Modals “must” yang dirangkai dengan “be” (must be) diterjemahkan dengan kata “pasti” .
– She must be coming. (Dia pasti akan datang).
– They must be fighting. (Mereka pasti sedang berkelahi).
– If you do that, everyone must be angry. (Jika kamu melakukan hal itu, semua orang pasti marah).
Must have + V3/been
Must have + past participle (must have + V3/been) diterjemahkan dengan ungkapan “pasti atau pasti sudah“.
– He didn’t come to class yesterday, he must have been sick again. (Kemarin dia tidak masuk sekolah lagi, dia pasti sakit).
– You look so happy. Your allowance must have arrived. (Kamu kelihatan sangat senang. Kiriman dari orang tua kamu pasti sudah tiba).
May
May + V1
May yang diikuti V1 dalam pola pertanyaan (affirmative), diterjemahkan dengan kata “boleh”.
– You may go home now. (Kamu boleh pulang sekarang).
– May I smoke here? (bolehkah saya merokok di sini?).
– Today we may not play outside while we might yesterday. (Hari ini kita tidak boleh main di luar, padahal kemarin boleh).
May yang diletakan mendahului suatu subjek akan tetapi kalimatnya diakhiri dengan tanda seru akan menyatakan suatu harapan, bukan pertanyaan; oleh karena itu may dalam konstruksi seperti ini diterjemahkan dengan arti “mudah-mudahan atau semoga”.
– May you be happy. (Mudah-mudahan kamu berbahagia).
– May you never know poverty. (Semoga anda tidak akan pernah miskin).
May + be
May yang dirangkai dengan be (maybe) diterjemahkan dengan “mungkin atau bisa jadi atau barangkali” .
– Mr. Setiawan maybe a workaholic. (Bapak Setiawan mungkin seorang yang maniak kerja).
– Maybe, she is right. (Mungkin dia benar).
May have + V3/been
May have + V3/been diterjemahkan dengan ungkapan “mungkin sudah”.
– In two years, I may have graduated. (Dua tahun lagi, mungkin saya sudah lulus).
May as well
Ungkapan may as well diterjemahkan menjadi “ada baiknya”.
– You may as well learn from him. He is an experienced teacher. (Anda ada baiknya belajar darinya. Dia adalah seorang guru yang berpengalaman).
Might
Might + V1
Selain diterjemahkan dengan kata “mungkin”, might bisa pula diterjemahkan dengan kata “boleh”. Kata might be utamanya diterjemahkan dengan kata “mungkin”.
– She might come this afternoon. (Dia mungkin datang nanti sore).
– Her face is so cheerful, she might get an “A”. (wajahnya berseri-seri, dia mungkin mendapat nilai “A”).
– You look sleepy. You might stay up late last night. (kamu mengantuk. Tadi malam mungkin kamu begadang).
– Megawati is fasting. She might not have money. (Megawati sedang berpuasa. Mungkin dia tidak punya uang.)
Might yang diletakan mendahului suatu subjek akan tetapi kalimatnya diakhiri dengan tanda seru, akan menyatakan suatu harapan, bukan pertanyaan; oleh karena itu might dalam konstruksi seperti ini diterjemahkan dengan kata “mudah-mudahan atau semoga”.
– Might we find him alive. (Mudah-mudahan kita menemukan dia hidup-hidup).
Might have + V3/been
Might have + V3/been diterjemahkan dengan “mungkin sudah”.
– I called you up yesterday, but there was no answer. You might have gone to campus. (kemarin saya menelponmu, tetapi tidak diangkat. Kamu mungkin sudah pergi ke kampus).
Ought to
Ought to + V1/be
Ought to yang diikuti V1/be umumnya digunakan untuk ungkapan saran atau anjuran, dinyatakan diterjemahkan dengan kata “sebaiknya atau seyogyanya”.
– University students ought to take TOEFL before entering their undergraduate lavel. (Para mahasiswa sebaiknya mengikuti TOEFL sebelum masuk tingkat empat/ sarjana).
– Children ought to not play in the high way. (Anak-anak sebaiknya tidak bermain di jalan raya).
Ought to juga lazim diterjemahkan dengan kata “harus”.
– I ought to buy a Jaguar, but I only have IDR. 1.000.000,- (saya harus membeli Jaguar, tetapi saya hanya punya uang Rp. 1.000.000,-).
– If you want to be a good, you ought to choose UPI. (Jika kamu ingin menjadi guru yang baik, kamu harus masuk UPI.)
– Children ought to drink a lot of milk. (Anak-anak harus banyak minum susu).
Ought to have + V3/been
Ought to have + V3/been yang digunakan untuk menyatakan penyesalan dari apa yang sudah terjadi, diterjemahkan dengan “semestinya atau semestinya sudah”.
– You ought to have left two hours ago. (Kamu semestinya sudah berangkat jam dua yang lalu).
– You ought to have entered ITB. (Kamu semestinya masuk ITB).
Had better
Had better diterjemahkan dengan “sebaiknya atau ada baiknya”.
– You had better not stay up late. (Kamu sebaiknya tidak begadang)
– I had better go now. (Sebaiknya saya pergi sekarang).
Need
Kata need sebagai auxiliary hanya ada dalam bentuk negative “needn’t” dan diterjemahkan menjadi “tidak usah atau tidak perlu”. Sementara need dalam bentuk positif dianggap sebagai full verb (kata kerja penuh) diterjemahkan dengan kata “perlu atau usah”. Kata perlu atau usah yang merujuk pada peristiwa masa silam dinyatakan dengan “had to”.
– You needn’t ring me, I will ring you. (Kamu tidak perlu menelpon saya, sayalah yang akan menelpon kamu).
– We needn’t listen to his babble. (Kita tidak usah mendengarkan celotehnya)
– I need to see him. (saya perlu menemuinya).
Dare
Kata dare sebagai auxiliary diterjemahkan dengan kata “berani”. Umumnya dianggap auxiliary hanya manakala dalam pola kalimat negative dan pertanyaan.
– She daren’t go there. (Dia tidak berani pergi kesana)
– Dare she come in? (Beranikah dia masuk?)
=== Semoga Bermanfaat ====
Mitra Penerjemah
Reference. “Buku: Teknik dan Panduan Menerjemahkan Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia, Otong Setiawan Dj.”