Barack Obama :

Terpilihnya Kembali Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat

Barack Obama

Rabu (7/11/2012), merupakan hari bersejarah bagi President Barack Obama. ya…, kali kedua beliau berhasil menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat mengalahkan saingan-saingannya pada pemilu Amerika Serikat tahun 2012, Mengapa harus Barack Obama?? berikut ulasannya:

Oleh Hamid Awaluddin

KOMPAS.com – Super Tuesday, sebutan hari pemilihan presiden di Amerika Serikat karena selalu dilaksanakan pada tiap hari Selasa minggu pertama bulan November, baru saja usai. Barack Obama dipercaya kembali memimpin AS.

Inilah persaingan pemilihan presiden AS yang paling ketat, setidaknya dalam polling. Pada tahun 1960, persaingan antara John F Kennedy dan Richard Nixon juga sangat ketat, tetapi kali ini lebih ketat lagi.

Dalam hal ideologi, Romney yang konservatif dan Obama yang liberal, agak menonjol selama kampanye. Obama yang sangat prihatin dan ingin pemerintah ikut campur tangan dalam hal sistem dan asuransi kesehatan dan pendidikan anak- anak Amerika, sementara Romney tidak berpihak ke arah sana. Romney ingin agar prinsip mekanisme pasar bebas itu tetap berlaku.

Maka, tidak mengherankan memang, sebagaimana jajak pendapat yang dirilis oleh harian Kompas, 7 November 2012, Obama didukung 56 persen dari kalangan yang berpendapatan 36.000 dollar per tahun, sementara Romney hanya memperoleh 38 persen dukungan. Namun, untuk kelas yang berpendapatan 90.000 dollar per tahun, dukungan kepada Romney sebanyak 52 persen dan Obama hanya 44 persen. Angka-angka inilah yang memberi potret jelas tentang perbedaan ideologi kedua calon tersebut.

Mengapa Obama bisa mengungguli Romney? Jawabannya sangat mudah. Obama adalah sebuah pesona dan medan magnet. Mulai gaya berpakaian hingga cara bicara yang selalu meyakinkan. Obama bisa meyakinkan semua orang bahwa kondisi ekonomi AS yang masih terseok-seok di bawah kepemimpinannya selama empat tahun ini bukan semata-mata karena kesalahannya, melainkan karena faktor global.

Retorikanya selalu menawan. Karena itu, ucapannya pun selalu menembus ke hati dan pikiran orang. Andaikan Obama harus dipilih oleh warga dunia, dia juga tetap terpilih karena daya pesonanya.

Modal alami ini dilengkapi lagi dengan kemampuannya memilih jargon yang mudah dihafal dan konkret. Pada pemilihan tahun 2008, Obama muncul dengan Yes, We Can. Kini, ia muncul dengan Forward. Kedua diksi ini merepresentasi semangat kerja keras untuk perubahan. Mudah dicerna, gampang diikuti. Karena itu, rakyat Amerika dengan mudah menetapkan pilihan mereka ke Obama. Begitu mereka ingin berubah, maka Obama menjadi pilihan utama mereka.

Sebaliknya, Romney tidak tampil dengan jargon yang meyakinkan, yang dengan mudah diingat dan diidentifikasikan dengan dirinya.

Politik luar negeri

Bagi pemerhati Timur Tengah, terpilihnya Obama merupakan oasis yang melepaskan dahaga. Kita tentu masih ingat dua tahun lalu tatkala Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengutuk keras Israel karena tak mau menghentikan pembangunan permukiman yang menjadi wilayah Palestina. Kutukan ini bukan sekadar kutukan politik, melainkan sebuah isyarat bahwa Obama bukan sekutu abadi Israel.

Posisi Amerika Serikat dalam menangani Libya setahun silam, di mana AS mendorong Inggris dan Perancis menempati barisan terdepan dalam pentas, masih akan diteruskan di berbagai arena. Karena posisi seperti itulah ongkos yang dibayar AS tidak terlampau mahal.

Untuk urusan Afganistan dan Irak yang menjadi bengkalai dan beban amat berat yang diwarisi Obama dari pendahulunya, tidak banyak perubahan. Obama akan tetap menarik pasukannya dan memberikan keleluasaan bagi negara-negara tersebut untuk menyelesaikan urusan domestik mereka dan melakukan rekonsiliasi. Lagi-lagi, Obama menempuh kebijakan ini dengan pertimbangan kalkulasi ongkos yang murah. Selain itu, strategi ini penting bagi Obama untuk mengurangi ancaman kaum radikal yang setiap saat mengintip Amerika Serikat. Jalan pikiran yang sama juga diterapkan Obama dalam menangani Iran. Obama tidak akan memperlakukan Iran sebagaimana Bush memperlakukan Irak.

Dalam menangani Suriah, Obama tidak akan menggunakan otot. Selain pertimbangan-pertimbangan di atas, juga karena Obama tidak akan mau berhadap-hadapan langsung secara konfrontatif dengan Rusia dan China. Besar kemungkinan Obama akan meminjam negara-negara Arab lainnya untuk menjalankan bidak-bidak catur politiknya dalam menjatuhkan rezim otoriter Suriah sekarang.

Khusus menghadapi kekuatan ekonomi China, Obama menempuh cara moderat yang mencari pola saling menguntungkan. Di sini perbedaan fundamental antara Obama dan Romney, yang ingin menempuh cara keras dalam melawan kekuatan ekonomi China.

Obama tahu betul kekuatan China sekarang ini. Jalan konfrontatif akan membuat harga yang dibayar AS, selain amat mahal, juga uang yang dipakai untuk membayar, sulit sekali. Kalkulasi rasional berlaku di sini.

Pelajaran buat Indonesia

Bagaimana dengan Indonesia? Obama mengenal betul negeri ini. Ia paham lika-likunya. Karena itu, jauh lebih menguntungkan memiliki Obama daripada mempunyai Romney.

Ruang dialog selalu terbuka, pintu menemukan persamaan selalu ada. Apalagi, hanya China dan Indonesia sekarang ini yang memiliki pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen setiap tahun di tengah deraan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini adalah madu buat AS.

Terlepas dari faktor-faktor di atas, pemilihan presiden AS kali ini telah merontokkan mitos segregasi sosial dalam hal etnis dan agama. Obama berhasil menabrak sekat-sekat garis etnis, sementara Romney sukses melampaui sekat-sekat agama karena ia menganut agama Mormon, yang minoritas.

Keduanya telah memberi pelajaran buat Indonesia karena kita masih berputar-putar dalam sekat-sekat seperti itu dalam menjalankan politik. Selamat buat Barack Obama.

Hamid Awaluddin
“Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin”
Sumber :Kompas
Cetak Editor :Hindra
Reference :
– http://internasional.kompas.com/read/2012/11/08/06501646/Mengapa.Harus.Obama

===============================================
Dunia Papers Mitra Penerjemah : “Diambil dan disadur dari berbagai sumber yang ada, baik dari media online maupun offline yang bertujuan sebagai bahan bacaan, informasi, maupun sebagai tambahan khasanah keilmuan bagi pembancanya serta tidak lupa, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi penulis dan penyedia paper-paper yang ada dan mohon maaf sebelumnya atas publikasinya”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *